Begitu luas nusantara dengan ribuan budaya dan adat istiadat, hal tersebut tidak lepas dari seni dan estetika, yang merupakan bagian dari sebuah peradaban dan kebudayaan.
Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini adalah dalam bidang Seni teknik Metalurgi yang tertuang dalam bentuk Senjata Tajam.
setiap daerah suku , di tiap provinsi memiliki sebuah senjata tajam yang Unik dan beragam , Salah satunya adalah Kawali dan Badik, senjata jenis ini merupakan ciri khas Suku Bugis Makassar.
kawali dan Badik adalah senjata tajam dengan bentuk yang khas dengan bilah yang pipih bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar setengah meter. bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor.
Sejak ratusan tahun silam, Kawali dan badik dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan..
Mungkin ada yang bertanya apa perbedaan Badik dan Kawali? Selain secara bahasa, badik adalah sebutan dengan bahasa makassar, sementara Kawali lebih di kenal di Bahasa Bugis. Keduanya pun memiliki beberapa perbedaan yang mendasar, mulai dari jenis dan bentuk serta pamor.
Secara umum badik terdiri atas Beberapa bagian, yakni Pangngulu (gagang) dan Mata (Bilah besi), serta sebagai pelengkap selain estetika adalah wanuang atau warangka yang berfungsi sebagai sarung badik serta Pakkalasa’ (hiasan pada Gagang dan Sarung )
Gagang Kawali dan Badik Pada Umunya terbuat dari kayu Kualitas Tinggi seperti Kayu Palopo atau kemuning sementara Wanuang atau sarungnya biasanya terbuat dari Kayu Cenrana Atau cendana. sementara pada perkembangannya beberapa bahan kayu lainnya pun mulai dipergunakan , bahkan ada juga Pangngulu dan wanuang terbuat dari Gading dan Tanduk
Menurut pandangan orang Bugis Makassar, setiap jenis Kawali dan badik memiliki kekuatan sakti (gaib). Kekuatan ini dapat memengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Sejalan dengan itu, terdapat kepercayaan bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya. hal ini tak luput dari cara kita melihat dan memahaminya .
Apapun kekuatan sakti yang dipercaya dikandung oleh sebuah Kawali dan badik, keduanya tetaplah sebuah benda seni budaya dengan estetika tinggi yang akan meningkatkan identitas diri seseorang, terutama bagi kaum lelaki.
Seperti kata orang Makassar mengenai badik “Teyai bura’ne punna tena ammallaki badik” (Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik), begitupun dengan kata orang Bugis “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali” (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik)
Jenis Kawali
> Luwu
> Malela/Kawali Tanpa Pamor
> Gecong
> Sari
> Sakking
> Ula’Deddu’…
> Oseng Koseng
> Simpa’ Sikadong
> Toasi
> Gecong Raja
> Cindakko
> Sasak
Jenis Badik
> De”de taeng
> Lompo Battang
Pamoro’ atau Ure’ / Pamor
Pamor adalah berkas atau guratan terang pada bilah senjata dari logam yang muncul akibat pencampuran dua atau lebih material logam yang berbeda. dengan Motif Alam
Pamor terjadi akibat pemanasan, pelipatan, dan penempaan yang berulang-ulang dalam proses pembuatan Bilah senjata , oleh pandai besi yang berpengalaman, dapat dibentuk mengikuti pola tertentu.
terdapat baberapa motif utama yang telah diciptakan oleh para panre’ bessi atau pandai besi dalam membentuk pamor yang akan menghiasi sebuah Kawali dan Badik , hal ini terpengaruh oleh Letak geografis dan Kondisi Alam ,seperti pada filosofi Bugis Makassar yang dikenal sebagai Daerah Maritim dan Agraris keduanya pun tertuang dalam Keterampilan memanipulasi bentuk pamor serta tehnik menempa logam dan besi yang terinspirasi dari alam serta dikuasai oleh para Pandai Besi yang dikenal dengan Sebutan Panre Bessi atau Mpu
Senjata-senjata berpamor ditemukan pula pada temuan arkeologi di kawasan Tiongkok selatan dan Indocina. Dari kawasan Persia dikenal pula teknik pemrosesan logam yang menghasilkan tampilan serupa pamor yang materialnya disebut baja damaskus (damascene). Karena itulah, pamor pada Kawali dan badik kadang-kadang dianggap bagian dari teknik damascene.
Jenis Pamor
Beragam jenis pamor yang biasa terdapat pada Kawali Maupun Badik yang lazim digunakan dan merupakan Manisfetasi dari Alam yang Agraris dan maritim pada keduanya antara lain :
> Bunga Pejje’ atau Kristal garam
jenis pamor ini secara kasat mata terlihat seperti kristal garam yang mengkilat menghiasi kedua sisi bilah , pamor ini tercipta biasanya dari bahan dasar besi atau logam yang ditemukan di dasar lautan seperti jangkar kapal karam maupun lambung kapal yang berbahan logam. namun tidak semua bisa menjadi bahan dasar pamor yang bagus.
> Tebba’ jampu Atau Motif Batang Jambu
inspirasi pembuatan pamor ini berasala dari alam, yakni batang pohon jambu batu atau jambu klutuk , pamor ini biasanya banyak terdapat pada Kawali dan badik
> Daung Ase atau Daun Padi
tehnik menyusun pomor ini menjadi motiif daun padi yang tersusun sedikian rupa , dan pada umunnya digunakan pada Kawali dan badik
> Bojo atau keong
Pamor ini hanya terdapat pada Kawali berbetuk seperti spiral rumah keong atau siput dan diletakkan pada pangkal bilah berdekatan dengan Pangngulu Atau Gagang dan menjadi ciri khas.
> Ure’ tuo /Akar
> kurissi…
> Sikadong
> Siso
sekilas bentuknya seperti pamoro bojo atau keong , pamor ini banyak terdapat pada Badik , namun berlawanan bentuk lebih mirip susunan mata kail.
nah mungkin cukup disini hal yang bisa saya tuliskan sebagai dasar mengenal Kawali dan Badik , sehingga kita bisa mengenal dan menggali lebih dalam kekayaan nusantara yang berupa senjata tajam, seperti kata pepatah , tak kenal maka tak sayang , tak sayang maka cinta ….
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengharagai kebudayaanya ,,,,.
setiap daerah suku , di tiap provinsi memiliki sebuah senjata tajam yang Unik dan beragam , Salah satunya adalah Kawali dan Badik, senjata jenis ini merupakan ciri khas Suku Bugis Makassar.
kawali dan Badik adalah senjata tajam dengan bentuk yang khas dengan bilah yang pipih bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar setengah meter. bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor.
Sejak ratusan tahun silam, Kawali dan badik dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan..
Mungkin ada yang bertanya apa perbedaan Badik dan Kawali? Selain secara bahasa, badik adalah sebutan dengan bahasa makassar, sementara Kawali lebih di kenal di Bahasa Bugis. Keduanya pun memiliki beberapa perbedaan yang mendasar, mulai dari jenis dan bentuk serta pamor.
Secara umum badik terdiri atas Beberapa bagian, yakni Pangngulu (gagang) dan Mata (Bilah besi), serta sebagai pelengkap selain estetika adalah wanuang atau warangka yang berfungsi sebagai sarung badik serta Pakkalasa’ (hiasan pada Gagang dan Sarung )
Gagang Kawali dan Badik Pada Umunya terbuat dari kayu Kualitas Tinggi seperti Kayu Palopo atau kemuning sementara Wanuang atau sarungnya biasanya terbuat dari Kayu Cenrana Atau cendana. sementara pada perkembangannya beberapa bahan kayu lainnya pun mulai dipergunakan , bahkan ada juga Pangngulu dan wanuang terbuat dari Gading dan Tanduk
Menurut pandangan orang Bugis Makassar, setiap jenis Kawali dan badik memiliki kekuatan sakti (gaib). Kekuatan ini dapat memengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Sejalan dengan itu, terdapat kepercayaan bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya. hal ini tak luput dari cara kita melihat dan memahaminya .
Apapun kekuatan sakti yang dipercaya dikandung oleh sebuah Kawali dan badik, keduanya tetaplah sebuah benda seni budaya dengan estetika tinggi yang akan meningkatkan identitas diri seseorang, terutama bagi kaum lelaki.
Seperti kata orang Makassar mengenai badik “Teyai bura’ne punna tena ammallaki badik” (Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik), begitupun dengan kata orang Bugis “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali” (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik)
Jenis Kawali
> Luwu
> Malela/Kawali Tanpa Pamor
> Gecong
> Sari
> Sakking
> Ula’Deddu’…
> Oseng Koseng
> Simpa’ Sikadong
> Toasi
> Gecong Raja
> Cindakko
> Sasak
Jenis Badik
> De”de taeng
> Lompo Battang
Pamoro’ atau Ure’ / Pamor
Pamor adalah berkas atau guratan terang pada bilah senjata dari logam yang muncul akibat pencampuran dua atau lebih material logam yang berbeda. dengan Motif Alam
Pamor terjadi akibat pemanasan, pelipatan, dan penempaan yang berulang-ulang dalam proses pembuatan Bilah senjata , oleh pandai besi yang berpengalaman, dapat dibentuk mengikuti pola tertentu.
terdapat baberapa motif utama yang telah diciptakan oleh para panre’ bessi atau pandai besi dalam membentuk pamor yang akan menghiasi sebuah Kawali dan Badik , hal ini terpengaruh oleh Letak geografis dan Kondisi Alam ,seperti pada filosofi Bugis Makassar yang dikenal sebagai Daerah Maritim dan Agraris keduanya pun tertuang dalam Keterampilan memanipulasi bentuk pamor serta tehnik menempa logam dan besi yang terinspirasi dari alam serta dikuasai oleh para Pandai Besi yang dikenal dengan Sebutan Panre Bessi atau Mpu
Senjata-senjata berpamor ditemukan pula pada temuan arkeologi di kawasan Tiongkok selatan dan Indocina. Dari kawasan Persia dikenal pula teknik pemrosesan logam yang menghasilkan tampilan serupa pamor yang materialnya disebut baja damaskus (damascene). Karena itulah, pamor pada Kawali dan badik kadang-kadang dianggap bagian dari teknik damascene.
Jenis Pamor
Beragam jenis pamor yang biasa terdapat pada Kawali Maupun Badik yang lazim digunakan dan merupakan Manisfetasi dari Alam yang Agraris dan maritim pada keduanya antara lain :
> Bunga Pejje’ atau Kristal garam
jenis pamor ini secara kasat mata terlihat seperti kristal garam yang mengkilat menghiasi kedua sisi bilah , pamor ini tercipta biasanya dari bahan dasar besi atau logam yang ditemukan di dasar lautan seperti jangkar kapal karam maupun lambung kapal yang berbahan logam. namun tidak semua bisa menjadi bahan dasar pamor yang bagus.
> Tebba’ jampu Atau Motif Batang Jambu
inspirasi pembuatan pamor ini berasala dari alam, yakni batang pohon jambu batu atau jambu klutuk , pamor ini biasanya banyak terdapat pada Kawali dan badik
> Daung Ase atau Daun Padi
tehnik menyusun pomor ini menjadi motiif daun padi yang tersusun sedikian rupa , dan pada umunnya digunakan pada Kawali dan badik
> Bojo atau keong
Pamor ini hanya terdapat pada Kawali berbetuk seperti spiral rumah keong atau siput dan diletakkan pada pangkal bilah berdekatan dengan Pangngulu Atau Gagang dan menjadi ciri khas.
> Ure’ tuo /Akar
> kurissi…
> Sikadong
> Siso
sekilas bentuknya seperti pamoro bojo atau keong , pamor ini banyak terdapat pada Badik , namun berlawanan bentuk lebih mirip susunan mata kail.
nah mungkin cukup disini hal yang bisa saya tuliskan sebagai dasar mengenal Kawali dan Badik , sehingga kita bisa mengenal dan menggali lebih dalam kekayaan nusantara yang berupa senjata tajam, seperti kata pepatah , tak kenal maka tak sayang , tak sayang maka cinta ….
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengharagai kebudayaanya ,,,,.
Source : http://sempugi.org/pesona-kawali-dan-badik/
0 komentar:
Posting Komentar
=================================
- Berkomentarlah Yang Sopan
- Tidak Diperkenankan Memasukan Link Aktif Pada Isi Komentar
- Berkomentarlah Sesuai Dengan Content
=================================
Terima Kasih atas Kunjungan Anda.... ^_^