RAKYATKU.COM, PAREPARE –
Kabut asap yang mulai terlihat sejak tiga hari terakhir di langit Kota
Parepare mulai menimbulkan kekhawatiran warga. Ketakutan nasib mereka
akan serupa dengan kehidupan warga di sebagian Pulau Kalimantan dan
Sumatera menghantui warga.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Walikota Parepare, Faisal Andi Sapada,
mengeluarkan peringatan dini. Ia mengimbau warga untuk waspada dengan
kabut asap ini.
“Entah datangnya dari mana. Kami meminta masyarakat untuk waspada.
Karena untuk menolak kabut asap ini kita tak memiliki daya,” terangnya,
kepada Rakyatku.com, Sabtu (24/10/2015).
Faisal meminta kepada pihak terkait agar segera menjawab ketakutan warga
ini dengan segera mengambil tindakan. ”Saya pikir pemerintah harus
mengambil langkah cepat dalam hal ini. Meneliti apakah kabut yang selama
tiga hari terakhir menyelimuti langit Parepare adalah kabut asap. Jika
benar, harus diumumkan tentang bahayanya,” papar Faisal.
Tak hanya itu, menurut pria yang akrab disapa Puang Ical ini, pemerintah
juga harus memberikan langkah preventif dengan membagikan masker kepada
warga.
“Istilahnya kan lebih baik mencegah dari pada mengobati,” demikian
Faisal.
Sumber: http://rakyatku.com/2015/10/24/news/kabut-asap-di-parepare-wawali-imbau-warga-sediakan-masker.html
Sumber: http://rakyatku.com/2015/10/24/news/kabut-asap-di-parepare-wawali-imbau-warga-sediakan-masker.html
RAKYATKU.COM, PAREPARE –
Kabut asap yang mulai terlihat sejak tiga hari terakhir di langit Kota
Parepare mulai menimbulkan kekhawatiran warga. Ketakutan nasib mereka
akan serupa dengan kehidupan warga di sebagian Pulau Kalimantan dan
Sumatera menghantui warga.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Walikota Parepare, Faisal Andi Sapada,
mengeluarkan peringatan dini. Ia mengimbau warga untuk waspada dengan
kabut asap ini.
“Entah datangnya dari mana. Kami meminta masyarakat untuk waspada.
Karena untuk menolak kabut asap ini kita tak memiliki daya,” terangnya,
kepada Rakyatku.com, Sabtu (24/10/2015).
Faisal meminta kepada pihak terkait agar segera menjawab ketakutan warga
ini dengan segera mengambil tindakan. ”Saya pikir pemerintah harus
mengambil langkah cepat dalam hal ini. Meneliti apakah kabut yang selama
tiga hari terakhir menyelimuti langit Parepare adalah kabut asap. Jika
benar, harus diumumkan tentang bahayanya,” papar Faisal.
Tak hanya itu, menurut pria yang akrab disapa Puang Ical ini, pemerintah
juga harus memberikan langkah preventif dengan membagikan masker kepada
warga.
“Istilahnya kan lebih baik mencegah dari pada mengobati,” demikian
Faisal.
Sumber: http://rakyatku.com/2015/10/24/news/kabut-asap-di-parepare-wawali-imbau-warga-sediakan-masker.html
Sumber: http://rakyatku.com/2015/10/24/news/kabut-asap-di-parepare-wawali-imbau-warga-sediakan-masker.html

kicauan merdu sang burung telah tiada
seakan terbuai dalam tidur yang panjang
karena tak ingin bangun dan jadi tumbal sia-sia
udara segar kini telah menjadi asap segar
Indonesiaku berduka,
Parepare berdoa
Kebakaran hutan di Indonesia tahun ini diyakini akan mencatat rekor sebagai yang terparah dalam sejarah. Penyebabnya adalah fenomena el Nino yang membuat kondisi cuaca mengering dan memperpanjang kemarau.
Saat ini di Kota Parepare juga sudah mulai nampak kabut, namun belum dapat dipastikan apakah ini adalah Kabut asap akibat kebarakan di Sumatera dan Kalimantan.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Walikota Parepare, Faisal Andi Sapada mengeluarkan perintah dini. Ia menghimbau warga untuk waspada dengan kabut asap ini.
"Entah datangnya dari mana, kami meminta masyarakat untuk waspada. Karena untuk menolak kabut asap ini kita tak memiliki daya". terangnya pada Rakyatku.com. (Sabtu, 24 Oktober 2015).
Faisal meminta kepada pihak terkait agar segera menjawab ketakutan warga ini dengan segera mengambil tindakan. "saya pikir pemerintah harus mengambil langkah cepat dalam hal ini. Meneliti apakah kabut tiga hari terakhir menyelimuti langit Parepare adalah kabut asap. Jika benar, harus diumumkan tentang bahayanya". papar Faisal.
"Istilahnya kan lebih baik mencegah daripada mengobati". lanjutnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat
pernyataan resmi badan tersebut mengatakan, ada 10 korban tewas akibat
kabut asap di Sumatera dan Kalimantan, baik lewat dampak langsung maupun
tidak langsung.
"Dampak langsung adalah korban yang meninggal
saat memadamkan api lalu ikut terbakar, sedangkan tidak langsung adalah
korban yang sakit akibat asap, atau sebelumnya sudah punya riwayat sakit
lalu adanya asap memperparah sakitnya," ujar Sutopo.
Data BNPB juga mencatat ada 503.874 jiwa yang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di 6 provinsi sejak 1 Juli-23 Oktober 2015.
Sejauh ini, penderita ISPA terbanyak ada di provinsi Jambi dengan 129.229, lalu di Sumatera Selatan dengan 101.333, di Kalimantan Selatan ada 97.430 penderita ISPA, 80.263 penderita di Riau, 52.142 di Kalimantan Tengah, dan 43.477 di Kalimantan Barat. Menurut BNPB, setidaknya ada 43 juta penduduk Indonesia yang terpapar pada kabut asap.
"Kemungkinan jumlah penderita yang sebenarnya lebih
daripada itu karena sebagian masyarakat sakit tidak berobat ke Puskesmas
atau rumah sakit. Mereka berobat mandiri sehingga tidak tercatat," kata
Sutopo lagi. Sementara itu, BNPB memperkirakan ada lebih dari 43
juta jiwa penduduk terpapar oleh asap. Data ini hanya dihitung di
Sumatera dan Kalimantan dan dianalisis dari peta sebaran asap dengan
peta jumlah penduduk.
"Dengan skala kebakaran yang demikian luas
tidak mungkin 1-2 minggu ke depan akan padam. Tapi semua ikhtiar kita
lakukan bersama," ujarnya lagi.
Sebelumnya, usai rapat terbatas
soal penanganan kabut asap, Presiden Joko Widodo sudah memutuskan untuk
meningkatkan pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan menunjuk
Menkopolhukam Luhut Pandjaitan sebagai koordinator.
Dalam rapat
tersebut, menurut situs Sekretariat Kabinet, Presiden menegaskan agar
pemerintah melakukan operasi kemanusiaan guna menyelamatkan korban
bencana kabut asap yang melanda sejumlah daerah. “Semua kementerian agar
konsentrasi dan masuk ke lapangan, terutama untuk yang berkaitan dengan
anak dan bayi,” kata Presiden pada Jumat (23/10).
Menurut Menkopolhukam, pemerintah sudah mempersiapkan kapal perang dan Pelni jika dibutuhkan untuk melakukan
evakuasi dan pengungsian di wilayah tertentu di Sumatera maupun Kalimantan.
“Kami
siapkan 6 kapal TNI, kemungkinan 3 atau 2 di Kalimantan, bergantung
Panglima TNI mendeploynya, dan sisanya di pantai Sumatera,” ujar Luhut
seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet.
Satu-satunya harapan masyarakat Indonesia dan negara tetangga yang terkena dampaknya adalah Penanganan dari Pemerintah atas masalah ini dan juga kita berharap pada hujan.
Pesan Kami : "Ayo gunakan Masker dan sejenisnya sebagai langkah awal mengatasi masalah kabut ini, Lindungi diri dan keluarga kita"
0 komentar:
Posting Komentar
=================================
- Berkomentarlah Yang Sopan
- Tidak Diperkenankan Memasukan Link Aktif Pada Isi Komentar
- Berkomentarlah Sesuai Dengan Content
=================================
Terima Kasih atas Kunjungan Anda.... ^_^